Kamis, 03 Oktober 2019

Contoh Kasus Perusahaan Dalam Pengambilan Keputusan


Pengambilan Keputusan, merupakan suatu tindakan yang menentukan hasil dalam memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berfikir logis dan juga mempertimbangkan semua pilihan alternatif yang ada yang mempunyai pengaruh negatif atau pun positif.
Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1.      Keputusan ter-program/keputusan ter-struktur yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat di-program. Keputusan ter-struktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
2.      Keputusan setengah ter-program / setengah ter-struktur yaitu keputusan yang sebagian dapat di-program, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak ter-struktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan – perhitungan serta analisis yang terperinci.
3.      Keputusan tidak ter-program/ tidak ter-struktur yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang – ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak ter-struktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Berikut contoh kasus:
Kekecewaan Pelanggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga Iphone
Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Dengan melakukan penurunan harga Steve Jobs berfikir bahwa akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak karena konsumen yang akan membeli produk mereka dengan harga murah (harga promosi) semakin meningkat. Penurunan harga ini juga dilakukan dengan maksud untuk mempromosikan lebih luas product iPhone kepada masyarakat, karena semakin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi.
Namun karena keputusan tersebut bersifat mendadak dan tidak didiskusikan dengan para manajer di perusahaan tersebut. Keputusan penurunan harga dari Steve Jobs menimbulkan kekecewaan dari pihak para manajer Apple. Keputusan penurunan harga juga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan para pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, merasa dirugikan karena harganya lebih mahal dari harga promosi. Dua hari kemudian,  Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh. Keputusan dari seve jobs juga dinilai bertentangan dengan KODE ETIK pelayanan pelanggan Apple.

Analisa:
Pada studi kasus tersebut, Steve Jobs menggunakan proses pengambilan keputusan dengan cara Keputusan Design atau intuiting yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan dengan kata lain Steve Jobs berfikir bahwa dengan menurunkan harga iPhone maka kemungkinan akan menghasilkan keuntungan yang lebih dari sebelumnya dengan penjualan iPhone dipasaran yang terus melonjak dan makin banyak peminat iPhone. Karena iPhone ini dijual dengan harga murah (harga promosi) dengan maksud untuk mempromosikan lebih luas product iPhone dan mengenalkannya kepada masarakat yang lebih luas. Makin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi. Tetapi yang dilakukan Steve Jobs termasuk kedalam metode kewenangan tanpa diskusi dimana pengambilan keputusan ini diputuskan oleh pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer dan kelemahannya yaitu mudah muncul rasa ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya dalam arti sekalinya pemimpin tersebut mengecewakan anggotanya maka anggota tidak akan percaya lagi terhadap pemimpin.
Keputusan pada perusahaan Apple ini juga merupakan keputusan yang tidak terprogram karena keputusan ini tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan.
Jadi Steve Jobs dalam melakukan penurunan harga iphone menggunakan tipe keputusan strategi, proses pengambilan desain atau intuiting dan metode kewenangan tanpa diskusi serta menghasilkan sebuah keputusan yang tidak terprogram. Hal ini mengakibatkan kekecewaan pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, para pelanggan merasa dirugikan. Seandainya pihak management Apple melakukan tes awal etika dalam sebuah keputusan (sniff test) sebelum mengambil keputusan yang tepat mungkin mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode etik pelayanan pelanggan Apple.

Saran:
Sebaiknya dalam setiap masalah yang datang dapat segera di atasi. Oleh karena itu dalam pengambilan sebuah keputusan harus mempertimbangkan dan mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikannya dengan para menejer dan para kosultan perusahaan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan tanpa merugikan konsumen.

Sumber:


Surat Bisnis