Selasa, 12 November 2019

BIOGRAFI BUDI KARYA SUMADI


MENTERI PERHUBUNGAN




Nama: Ir. Budi Karya Sumadi
Tempat/tanggal lahir: Palembang, 18 Desember 1956
Warga Negara: Indonesia
Kerja keras dan profesionalitas wong Palembang ini berhasil ke puncak kariernya. Dari seorang arsitek swasta ditarik ke pemerintah. Budi Karya Sumadi diberi tugas sebagai Menteri Perhubungan RI.
Pria kelahiran Palembang 18 Desember 1956 ini menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Kala itu, waktu usianya menginjak 10 tahun, Budi Karya sempat membantu usaha orang tuanya berjualan sabun, lilin, makanan kering, dan selai pisang. Barang jualan tersebut didatangkan dari luar daerah. Budi kecil menjual barang dagangan tersebut dengan dua metode yaitu menitipkan di warung dan menjajakan sendiri ke calon pembeli.
Ayah Budi Karya, seorang pejuang di Sumatera Selatan bernama Abdul Somad Sumadi saat itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel (1962) setelah sebelumnya pernah bekerja sebagai guru dan utusan pemerintahan Bung Karno.
Sedangkan sang ibu, Kusmiati bekerja sebagai guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel tahun 1956-1959. Sang ibu juga pernah menjadi pimpinan Redaksi Obor Rakyat yang terbit tahun 1962.
Budi Karya mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Lalu, melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I. Setelah itu, Ia pun hijrah ke tanah Jawa tepatnya, Yogyakarta untuk kuliah Arsitektur di Universitas Gadjah Mada.
Mengawali karier sebagai arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT. Pembangunan Jaya, prestasi Budi Karya terbilang gemilang. Bahkan, ketika ia sukses menyabet kursi Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. dan PT. Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Budi Karya banyak terlibat di berbagai proyek ibukota.
Salah satu proyek yang pernah dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).
Atas kesuksesannya, Budi Karya juga dipercaya untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara di Indonesia termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Budi Karya dan Presiden Joko Widodo sudah saling mengenal bahkan, sejak Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagai gubernur Pemprov DKI Jakarta.
Pada Reshuffle Kabinet Jilid II yang disampaikan di Istana pada tanggal 27 Juli 2016, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Igniatus Jonan. Sebelumnya, Budi Karya sering bersebrangan dengan pemikiran dan keputusan Igniatus Jonan.
Salah satunya, Budi Karya menolak permintaan Igniatus Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno-Hatta akibat kesalahan ground-handling yang dilakukan maskapai Lion Air 10 Mei silam. Selain itu, Budi Karya juga sempat kembali berbeda pandangan dengan Igniatus Jonan masalah aktivasi Bandara Ultimate Soekarno-Hatta. Menurut Jonan, Infrastruktur belum siap dan belum adanya menara pengawas.
Saat dilantik sebagai Menteri Perhubungan, Budi Karya mengaku dititipi dua pesan oleh presiden yaitu dirinya diminta untuk memperbaiki masalah konektivitas baik untuk jalur darat, laut, maupun udara. Lalu pesan kedua, dirinya diharapkan mampu memberdayakan stakeholder dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
KELUARGA    
Orangtua     : Abdul Somad dan Kusmiati
Pendidikan:
SD Muhammadiyah 1 (1969)
SMP Negeri 1 Palembang (1972)
SMA Xaverius (1975)
UGM Jurusan Arsitektur Lulus 1981
Karier:
·         Ass. Perencana Design Center FT UGM (1979)
·         Asisten Dosen Jurusan Arsitek FT UGM (1979-1980)
·         Staf Dept Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property Management PT Pembangunan Jaya (1982-1991)
·         Manager Marketing Property PT. Pembangunan Jaya Ancol (1989-1991)
·         General Manager PT. Semarang Bukit Jaya Metro (1991-1992)
·         Wakil Direktur PT. Jaya Land (1992-1994)
·         Direktur Keuangan PT. Jaya Land (1994-2001)
·         Direktur Keuangan PT. Jaya Real Property Tbk. (1994-2001)
·         Direktur Pengembangan PT. Jaya Garden Polis (1994-2001)
·         Presiden Direktur PT. Wisma Jaya Artek (1996-2001)
·         Direktur Keuangan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2001-2004)
·         Direktur Keuangan PT. TIJA (2001-2004)
·         Komisaris PT. Philindo (2001-2013)
·         Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2004-2013)
·         Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (2004-2013)
·         Direktur Utama Angkasa Pura II (2015-2016)
·         Menteri Perhubungan Indonesia (2016-2019)
·         Menteri Perhubungan Indonesia (2019- sekarang)



SUMBER: 

Kamis, 03 Oktober 2019

Contoh Kasus Perusahaan Dalam Pengambilan Keputusan


Pengambilan Keputusan, merupakan suatu tindakan yang menentukan hasil dalam memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berfikir logis dan juga mempertimbangkan semua pilihan alternatif yang ada yang mempunyai pengaruh negatif atau pun positif.
Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1.      Keputusan ter-program/keputusan ter-struktur yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat di-program. Keputusan ter-struktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
2.      Keputusan setengah ter-program / setengah ter-struktur yaitu keputusan yang sebagian dapat di-program, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak ter-struktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan – perhitungan serta analisis yang terperinci.
3.      Keputusan tidak ter-program/ tidak ter-struktur yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang – ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak ter-struktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Berikut contoh kasus:
Kekecewaan Pelanggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga Iphone
Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Dengan melakukan penurunan harga Steve Jobs berfikir bahwa akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak karena konsumen yang akan membeli produk mereka dengan harga murah (harga promosi) semakin meningkat. Penurunan harga ini juga dilakukan dengan maksud untuk mempromosikan lebih luas product iPhone kepada masyarakat, karena semakin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi.
Namun karena keputusan tersebut bersifat mendadak dan tidak didiskusikan dengan para manajer di perusahaan tersebut. Keputusan penurunan harga dari Steve Jobs menimbulkan kekecewaan dari pihak para manajer Apple. Keputusan penurunan harga juga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan para pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, merasa dirugikan karena harganya lebih mahal dari harga promosi. Dua hari kemudian,  Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh. Keputusan dari seve jobs juga dinilai bertentangan dengan KODE ETIK pelayanan pelanggan Apple.

Analisa:
Pada studi kasus tersebut, Steve Jobs menggunakan proses pengambilan keputusan dengan cara Keputusan Design atau intuiting yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan dengan kata lain Steve Jobs berfikir bahwa dengan menurunkan harga iPhone maka kemungkinan akan menghasilkan keuntungan yang lebih dari sebelumnya dengan penjualan iPhone dipasaran yang terus melonjak dan makin banyak peminat iPhone. Karena iPhone ini dijual dengan harga murah (harga promosi) dengan maksud untuk mempromosikan lebih luas product iPhone dan mengenalkannya kepada masarakat yang lebih luas. Makin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi. Tetapi yang dilakukan Steve Jobs termasuk kedalam metode kewenangan tanpa diskusi dimana pengambilan keputusan ini diputuskan oleh pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer dan kelemahannya yaitu mudah muncul rasa ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya dalam arti sekalinya pemimpin tersebut mengecewakan anggotanya maka anggota tidak akan percaya lagi terhadap pemimpin.
Keputusan pada perusahaan Apple ini juga merupakan keputusan yang tidak terprogram karena keputusan ini tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan.
Jadi Steve Jobs dalam melakukan penurunan harga iphone menggunakan tipe keputusan strategi, proses pengambilan desain atau intuiting dan metode kewenangan tanpa diskusi serta menghasilkan sebuah keputusan yang tidak terprogram. Hal ini mengakibatkan kekecewaan pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, para pelanggan merasa dirugikan. Seandainya pihak management Apple melakukan tes awal etika dalam sebuah keputusan (sniff test) sebelum mengambil keputusan yang tepat mungkin mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode etik pelayanan pelanggan Apple.

Saran:
Sebaiknya dalam setiap masalah yang datang dapat segera di atasi. Oleh karena itu dalam pengambilan sebuah keputusan harus mempertimbangkan dan mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikannya dengan para menejer dan para kosultan perusahaan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan tanpa merugikan konsumen.

Sumber:


Kamis, 26 September 2019

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dalam blog saya kali saya akan menceritakan tentang pengambilan keputusan. Sebelumnya menurut saya keputusan itu sendiri merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan
Adapun orang-orang pernah ada diposisi mengambil keputusan  atau bahkan kita juga bisa berperan sebagai pengambil keputusan. Kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman saya dalam mengambil keputusan. Ketika saya duduk di sekolah menegah pertama kelas 7, kala itu saya hanyalah siswi yang baru pindah sekolah. Dan memang sekolah baru mayoritas siswi nya memakai hijab, saat itu saya belum memakai. Teman baru saya saat itu bilang kalau besok ada pelajaran agama, wajib memakai hijab. Saat saya sudah berada di rumah, saya minta izin ke orang tua saya untuk memakai hijab, bukan karena besoknya pelajaran agama, tetapi memang saya ingin memantapkan pada diri saya sendiri untuk memakainya. Orang tua saya kaget, sempat tidak diizinkan karena takut saya main main sama hijabnya. Saya dibolehkan memakai hijab harus konsisten sama apa yang sama ambil keputusannya, dan dapat dipertanggung jawabkan. Hingga sekarang Alhamdulillah masih ingat pesan pesan yang dikasih tau orang tua saya. Semoga nantinya tetap mempertahankan. Aamiin Yarabbalamiin.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Surat Bisnis